Jumat, 11 Januari 2013

5 agustus 2010


5 agustus 2010.

Ya hari itu 5 agustus 2010.

Diawali pagi dengan segala hal yang biasa. Temperatur yang biasa, hembusan angin yang biasa, kicau burung yang biasa, suasana yang biasa, semua yang serba biasa.
Dengan berbekal sedikit kantuk yang belum hilang, aku berangkat ke sekolah (SMAN 5 Malang).

Begitu aku membuka pintu kelas, mataku pasti langsung tertuju ke bangku kedua dari belakang deretan kedua dari meja guru dan sapaan yang terlontar adalah sapaan yang sama kepada orang yang sama setiap paginya.


“yok, yo opo polat e?”

Namun, hari itu hanya satu hal yang tidak biasa. Dia, yoyok, belum duduk manis dibangkunya. Padahal biasanya dia datang lebih awal dari aku. Mencoba tidak mengacuhkan hal itu, pikiran dan perhatianku pun teralihkan seiring dengan datangnya teman-teman sekelas.

Kemudian teman sebangkuku, mbak sarah, datang dengan membawa sebuah kabar dari jalan. Singkatnya, waktu mbak sarah mau berangkat sekolah, ada kecelakaan pas di depan rumahnya. Katanya yang kecelakaan anak SMA dengan seragam putih abu-abu. Tapi mbak sarah ngga tau anak SMA mana soalnya si korban makai jaket. Si korban keadaannya udah parah dan kemungkinan besar sudah meninggal. Kita yang dengerin cerita itu cuman bisa ngeri dan berdoa semoga amalnya diterima di sisi Allah karena dia niat buat mencari ilmu (amin).

Ngga terasa bel masuk udah cuap-cuap. Saatnya duduk manis dibangku karena guru di pelajaran jam pertama terkenal agak rewel. Begitu imtaq dimulai, ada sms masuk ke handphone ku.  “new message from razzaq” kalimat itu berkedip di layar handphone. Sms itu singkat :

“yoyok ues teko?”

Deg. Aku baru sadar.
Kutolehkan kepala ke bangkunya. Kosong.
Kuedarkan pandangan ke seluruh kelas. Nihil.

“yoyok belum dateng i zaq. Telat paling” sms itu lah yang aku kirimkan. Padahal aku juga tidak begitu yakin kalau yoyok terlambat. Itu sangat bukan dia.
Dan sms balesan dari razzaq, membuatku ingin menjatuhkannya dari puncak monas.
 
“jare mati”

Entah kenapa pikiranku langsung teringat ke cerita tadi pagi dari mbak sarah. Aku menoleh ke arah teman sebangku yoyok, mukhlis. Dia juga balik menatapku dengan pandangan yang bisa langsung aku pahami tanpa perlu dia berkata. Tapi aku tidak percaya.
Aku langsung memberi taukan ke mbak sarah, dan ijin keluar kelas. Tanpa peduli guru itu mengiyakan atau tidak, aku langsung keluar kelas menuju ke ruang kepala sekolah. Disana ternyata sudah berkumpul bapak kepala sekolah dan wakilnya. Perwakilan dari murid dan guru sekolahku pun berangkat ke rumah sakit untuk klarifikasi. sambil menunggu aku disuruh untuk kembali ke kelas. Ternyata di kelas teman-teman sudah memegang Al-Qur’an dan membaca surat Yasiin.

Dan pengumuman pun datang. Pengumuman di pagi 5 agustus 2010.

“assalamualaikum. Innalillah, innalillah, innalillahhi wailaihi roji’un. Telah meninggal saudara kita, teman kita, adik kita, kakak kita, Ahmad Priyo Pratomo. Semoga amalnya diterima di sisi Allah swt. Al fatihah”

Mendengar kata innalillah saja, teman-teman sekelas sudah menangis semua. Guru yang mengajar juga menangis. Aku keluar dari kelas dan langsung menuju ke ruang kepala sekolah (lagi). disana sudah banyak teman-teman paski. Saudara-saudara paski ku. Semua tangis itu menjadi satu dalam pelukan satu sama lain. kita duduk dalam lingkaran yang sama, berdiam diri dalam tangis, dan tanpa kita inginkan celetukkan flashback bermunculan. Kita tertawa, tapi kemudian kita menangis dalam diam. Kemudia kita tertawa lagi. menertawakan kenangan-kenangan indah yang seakan baru kemarin kita mengalaminya. Namun tiba-tiba tersadar, bagian dari kita sudah hilang dan kenangan itu tidak akan pernah terulang. Kembali kita diam dan menangis.

Kita gila.

Ya. kita gila karena kehilangan sosok Ahmad Priyo Pratomo di 5 agustus 2010. tapi sekarang, kita akan selalu menyediakan setumpuk senyum untukmu disana ketika kita mengingatmu.

NB : aku ngga nangis lo yok pas nulis ini. Aku senyum. Cuman berkaca-kaca, tapi duikit kok yok. sumpah!

  
 

4 komentar:

  1. nggak nangis kok ngebaca ini..
    cuma berkaca-kaca :"

    BalasHapus
  2. Hai mik, aku baru baca post ini sekarang dan aku nangis sampai yang tengah-tengah.
    Ini sudah 2014 dan aku masih nyimpen sms yoyok, pagi sebelum dia meninggal.
    aku lapo moco iki mik, aku lapoooo :"(
    Aku malih iling Yoyok, hmmm semoga dia baik2 di surga :')

    BalasHapus